Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa berkat
limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu kami menulis
makalah ini, kepada Yth:
1. Ibu
Ismarti, S.Si, M.Sc selaku dosen mata kuliah
2. Rekan
– rekan satu kelompok yang sudah saling bekerja sama dalam penulisan makalah
ini
3. Rekan
– rekan prodi matematika kelas B
4. Orang
tua kami yang telh memberikan baik moril maupun materi
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun , dari rekan rekan pembaca dan khususnya dari dosen
mata kuliah guna menjadi acuan dalam hal bekal pengalaman bagi kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.
Batam, 04
November 2015
DAFTAR
ISI
COVER …………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 2
BAB I – PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 3
BAB II – PEMBAHASAN……………………………………………………….. 5
BAB III – PENUTUP……………………………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang masalah
Pada umumnya
unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu tinggi),
melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul.
Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom
atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam
keadaan bebas.
Selain gas mulia di
alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom
tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N.
Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas
mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil.
Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Jika atom berusaha
memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet. Unsur-unsur
dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai elektron valensi
2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya
dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. melepas atau menerima elektron;
2. pemakaian bersama pasangan elektron.
Pada bab struktur
atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa sampai saat ini
jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun unsur sintetis telah
mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam semesta ini sangat
jarang sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hampir semuanya berikatan
dengan dengan atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun
senyawa ionik. Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat
terbentuk di alam semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling
berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat berikatan
dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa – senyawa di alam
ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan
tersebut, Anda harus mempelajari bab Ikatan kimia ini.
Pada bab ini Anda
akan mempelajari apakah ikatan kimia itu, mengapa atom-atom dapat saling
berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia, dan lain-lain. Gaya yang mengikat
atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916
oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel(1853-1927) dari Jerman.
Konsep tersebut
adalah:
1. Kenyataan bahwa gas-gas
mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa merupakan bukti
bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang stabil.
2. Setiap atom mempunyai
kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil seperti gas mulia.
Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron.
3. Untuk memperoleh susunan
elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan cara berikatan dengan atom
lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron, menangkap elektron, maupun
pemakaian elektron secara bersama-sama.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita
bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimanakah sifat dari
ikatan kimia?
2. Apa-apa sajakah jenis dari
ikatan kimia?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya
ilmiah ini, yaitu :
1. Sebagai salah satu syarat
dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2. Menambah wawasan tentang
ikatan kimia.
3. Mengetahui lebih mendalam
tentang ikatan kimia yang kita temukan dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
IKATAN KIMIA
Definisi Ikatan Kimia
Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
b) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
c) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan
Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
b) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
c) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan
Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi
pencapaian kestabilan suatu unsur.
Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).
Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).
Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).
Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).
Periode Unsur Nomor Atom K L M N O P
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8
Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan
konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah
Aturan Oktet
o Lambang Lewis
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
• Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
• Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
• Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
• Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).
Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang
terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu :
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan
ikatan logam.
A. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion negatif. ikatan ion pada umumnya terjadi antara atom-atom yang mempunyai energi ionisasi terendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron besar. Ikatan ini terjadi antara atom yang cenderung melepaskan elektron ( atom logam ) dengan atom yang cenderung menerima elektron ( atom nonlogam ). Senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik.
Contoh : NaCl
Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion negatif. ikatan ion pada umumnya terjadi antara atom-atom yang mempunyai energi ionisasi terendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron besar. Ikatan ini terjadi antara atom yang cenderung melepaskan elektron ( atom logam ) dengan atom yang cenderung menerima elektron ( atom nonlogam ). Senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik.
Contoh : NaCl

Sifat umum senyawa yang berikatan ion:
1. Titik lebur dan titik didih yang tinggi
2. Dalam keadaan lebur dan larutan dapat menghantarkan arus listrik atau bersifat konduktor.
3. Keras dan mudah patah
4. Mudah larut dalam air
5. Tidak larut dalam pelarut nonpolar
B. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk karena pemakaian pasangan elektron bersama. Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi digunakan rumus titik elektron (struktur lewis).
• Ikatan kovalen Tunggal (ikatan kovalen yang melibatkan sepasang elektron untuk dipakai bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul H2
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk karena pemakaian pasangan elektron bersama. Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi digunakan rumus titik elektron (struktur lewis).
• Ikatan kovalen Tunggal (ikatan kovalen yang melibatkan sepasang elektron untuk dipakai bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul H2
• Ikatan kovalen rangkap dua (ikatan kovalen yang
melibatkan dua pasang elektron untuk dipakai bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul oksigen
O=O
• Ikatan kovalen rangkap 3 (ikatan kovalen yang melibatkan tiga pasang elektron untuk dipakai bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul Nitrogen
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul oksigen
O=O
• Ikatan kovalen rangkap 3 (ikatan kovalen yang melibatkan tiga pasang elektron untuk dipakai bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul Nitrogen
Sifat umum senyawa kovalen:
1. Titik lebur dan titik didih yang rendah
2. Tidak dapat menghantarkan arus listrik , akan tetapi senyaw akovalen polar dalam bentuk larutan dapat menghantarkan listrik.
3. Pada umumnya lunak
4. Tidak larut dalam air
5. Larut dalam pelarut nonpolar
1. Titik lebur dan titik didih yang rendah
2. Tidak dapat menghantarkan arus listrik , akan tetapi senyaw akovalen polar dalam bentuk larutan dapat menghantarkan listrik.
3. Pada umumnya lunak
4. Tidak larut dalam air
5. Larut dalam pelarut nonpolar
3). Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ /
Semipolar
o Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
o Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
o Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
o Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Contoh
o Terbentuknya molekul ozon (O3)
o Agar semua atom O dalam molekul O3 dapat memenuhi aturan oktet maka dalam salah 1 ikatan , oksigen pusat harus menyumbangkan kedua elektronnya.
o Terbentuknya molekul ozon (O3)
o Agar semua atom O dalam molekul O3 dapat memenuhi aturan oktet maka dalam salah 1 ikatan , oksigen pusat harus menyumbangkan kedua elektronnya.
4). Ikatan Logam
Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Sifat umum senyama logam :
1) Titik
leleh dan titik didih tinggi
2) Penghantar
listrik yang baik
3) Bersifat
keras
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa atom-atom saling mengikatkan diri satu sama lain karena ingin
menyetarakan kestabilan mereka, sesuai dengan kaidah oktet atau seperti halnya
golongan gas mulia yang telah memiliki kestabilan yang tidak dapat terelakkan
lagi (hukum alam). Adapun
jenis-jenis ikatan kimia terdiri atas 4 macam, yang pertama adalah ikatan ion
yang merupakan ikatan antara unsur-unsur logam dan non-logam, kedua adalah
ikatan kovalen yaitu pemakaian elektron secara bersama-sama oleh unsur
non-logam dan unsur non-logam, serta ikatan logam yang merupakan pemakaian
elektron secara bersama-sama oleh atom-atom logam.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam
penulisan karya ilmiah ini yaitu :
1. Sebaiknya
pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi penulisan karya
ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menemukan bahan
atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar mahasiswa lebih
termotivasi untuk membaca buku.
2. Sebaiknya
mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi ikatan kimia karena
materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu
diluluskan untuk pengambilan SKS berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar tidak ada klik saja nanti download sendiri yaa .. hehe
BalasHapus